Melindungi anak dari kejahatan seksual

Hari ke enam, masih belajar tentang pentingnya Menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak dengan metode learning by teaching.

Kali ini kelompok ke enam yang digawangi mbak lulu mengusung topik 'Melindungi Anak dari Kejahatan seksual'

Sebagaimana tujuan pendidikan fitrah seksual pada anak yaitu,

  • mengenalkan anak tentang identitas seksual nya
  • anak mengenali peran seksual yang ada pada dirinya, sehingga dia bisa merasa, bersikap, bertindak dan berfikir sebagaimana laki-laki atau perempuan sejati
  • Melindungi anak dari kejahatan seksual  


Tantangan terkait penyimpangan seksual yang dapat menjadi pemantik maraknya kejahatan seksual (atau bisa juga sebaliknya) tentu merupakan hal yang harus menjadi perhatian serius oleh kita para orang tua dan masyarakat agar jangan sampai anak kita menjadi korban apalagi pelaku... na'udzu billaah...

Dengan demikian, kiranya tindakan pencegahan sangat perlu dilakukan untuk melindungi anak-anak kita dari kejahatan seksual melalui pendidikan seksualitas yang dimulai dari rumah sejak anak berusia dini (hal ini agar tujuan ketiga dari pendidikan fitrah seksualitas seperti yang disebutkan di atas tercapai)

Bagaimana caranya,

  • Menanamkan rasa malu pada anak (dengan membiasakan anak menutup aurat, buang air pada tempatnya, dsb) 
  • Menjaga dan mengajari anak untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak boleh dia lihat (jika saya, saya  mengajarkan anak-anak tentang aurat, dan kenapa Alloh memerintahkan kita untuk menutup aurat. Karena Alloh memerintahkan kita untuk menutupinya, Maka Kita pun harus menjaga mata kita agar tidak melihat aurat orang) 
  • Mengajarkan konsep privasi dan meyakinkan pada anak bahwa dirinya berharga 
  • Hargai pendapat anak, jika dia mengatakan tidak
  • Mengenalkan anggota tubuh dengan kata yang benar
  • Mengajarkan penggunaan Internet yang bijak sesuai dengan usia
  • Ketahui dan kontrol dengan siapa anak bermain dan dimana dia bermain. Ajarkan anak untuk tidak mau diajak bermain ditempat yang sepi
  • Jadilah sahabat dan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi anak
  • Hindari memperingati foto anak di media sosial dengan pakaian yang terbuka

Pertanyaan yang menarik dari bunda ismi, terkait "bersalaman" sebagian besar para orang tua/sesepuh menilai bila ada anak yang tidak mau bersalaman dengan keluarga/orang yang lebih tua (walaupun itu baru pertama kali bertemu) yang sering terjadi adalah emaknya dinilai tidak bisa ngajarin adab sopan santun.
Bagaimana cara orang tua mendidik anaknya agar bisa berhati-hati namun tetap menjaga adab sopan santunnya?
Kira2 anak umur berapa ya bund, yang tidak mau diajak bersalaman sehingga orang tuanya di cap kurang mengajarkan adab sopan santun.

Tentang salaman, jawaban mbak lulu  adalah oleh-oleh bunda septi berikan ke kita, ketika jelang lebaran kemarin, yaitu mengenai adab bertamu, jadi ketika orang tua hendak mengajak anaknya bertamu, entah itu ke rumah saudara atau tetangga, sebelumnya kita sounding, kita pahamkan dulu anak kita, kita kasih tahu anak kita, kemana tujuannya, untuk apa kesana, apa saja yang akan dilakukan disana dan berapa lama kita akan disana. Jadi dari rumah kita sudah brifing dan ajarkan anak etika untuk bertamu, termasuk untuk bersalaman, baik untuk anggota saudara yang sudah ataupun belum dikenal.

Dan jika semua hal tersebut sudah kita lakukan, akan tetapi anak tetap tidak mau, kita sebagai orang tua terutama ibu, memohonkan maaf serta maklum, karena kita ketahui tipe anak berbeda-beda, ada yang mudah akrab dan ada pula yang butuh penyesuaian terlebih dahulu

Dan yang perlu kita ingat, jangan menegur kesalahan anak di depan orang lain. Karena harga diri anak lebih utama. Tegur atau pahamkan dia ketika nanti sampai dirumah dengan kondisi dan suasana yang menyenangkan, sehingga anak akan mau dan menerima penjelasan kita๐Ÿ˜Š๐Ÿ™๐Ÿป

Comments