Mainan mengenal gender?

ternyata meskipun waktu sharing by teaching sudah selesai, diskusi di kelas kami masih berlanjut.

Topik yang dibahas adalah, apakah mainan mengenal gender?

Teh Rella menyampaikan hasil pencariannya, tentang Perdana Menteri Australia Tonny Abbott, mengatakan bahwa harus ada spesifikasi jelas mainan untuk anak laki-laki dan perempuan, yang menurutnya '"Biarkan anak laki-laki dan perempuan menggunakan mainan sesuai dengan gender mereka," kata Abbott dalam sebuah debat tentang mainan khusus berdasarkan jenis kelamin tertentu dalam menyambut Natal. "Saya berpandangan seharusnya kita membiarkan anak laki-laki jadi anak laki-laki dan anak perempuan jadi anak perempuan, namun membiarkan para orang tua melakukan apa yang mereka pandang baik bagi anak-anaknya adalah diatas segalanya," kata Abbott, seorang konservatif yang membesarkan tiga putrinya itu.

Dan kegalauannya teh Rella adalah,
kalo masih bayi kan mainan apa saja bisa dimainkan ya, sampai kapan mainan itu genderless? kita yg membentuk, atau ada naluri mereka sendiri yg laki pilih mobil, yg perempuan pilih boneka?

Berdasarkan dari buku 'adik bayi datang dari mana',  mbak Chitra, menjelaskan  bahwa anak biasanya meniru apa yg dia lihat.

Sebagaimana contoh yang dituliskan dibuka itu yang hanya untuk anak laki².

Misalnya, ketika anak laki2 tiba2 main masak2an, mungkin karena dia habis lihat Chef Gordon Ramsay masak2 di TV. Atau tiba2 main gendong boneka, mungkin karena lihat ayahnya gendong2 adik bayinya.

Saran dari penulis adalah,  'bahwa ortu jangan panikan ketika melihat hal2 yg dianggap menyimpang gender. Dekatkan anak lelaki pada ayahnya dan anak perempuan pada ibunya, nanti ia akan belajar sendiri mana yg lebih sesuai gendernya. Makanya di dalam konsep Fitrah based education (FBE), menyarankan
anak perempuan didekatkan pada ibu dan sebaliknya itu usia 7-10th kan ya, mungkin saat itu mainan pun mulai diarahkan, cmiw

Sedangkan pendapat mbak ismi lain lagi.  Beliau mengutip dari resume buku dengan judul "Anak Cerdas dengan Bermain" oleh Abi M. F. Yakin.

Apa salahnya anak laki2 bermain bekel? Apakah berdosa anak perempuan bermain tembak2an? Apakah haram anak laki2 bermain lompat tali? Siapa yg mengharamkan anak perempuan bermain mobil2an? Benarkah bila anak laki2 bermain "mainan perempuan" kelak akan menjadi banci?
Pertanyaan2 itu harus dijawab dengan jujur, rasional dan sesuai dengan hati nurani. Anak2 harus diberi penjelasan yg tepat, benar dan rasional. Jangan hanya mengandalkan "jurus pokoknya" yg tidak menyelesaikan masalah. Dengan landasan seperti itu kita akan mengakui bahwa sebenarnya sah2 saja anak laki2 memainkan "permainan perempuan dan begitu sebaliknya. Yang sangat2 tidak sah adalah laki2 berperilaku seperti perempuan, laki2 ingin menjadi perempuan (tasyabbuh) atau sebaliknya. 
Permainan2 tsb pada dasarnya adalah media anak2 untuk berlatih dan berekspresi sebagai bekal untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri. Bisa jadi anak perempuan yg pernah bermain tembak2an ketika besar menjadi polisi. Bisa jadi anak laki2 yg pernah main pasaran menjadi chef. Bisa jadi anak perempuan yg pernah bermain robot2an, ketika besar jadi insinyur. Bisa jadi anak laki2 yg pernah main boneka, ketika besar jadi perawat. Apa salah laki2 jadi chef? Apa salah perempuan jadi polisi? Apa salah laki2 jadi perawat? Apa salah perempuan nyetir mobil? 
Sesungguhnya yg melatar belakangi perihal di atas adalah *Bias gender* yang terjadi di masyarakat.

Demikian kira2 sekelumit isi buku tersebut. Silahkan bunda2 membuat kesimpulan sendiri2. ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿ™๐Ÿป

Penutup yang cerdas dari mbak ismi

Terima kasih temans atas ilmunya hari ini๐Ÿ˜Š

Comments