menabung yuuuk.... #part 7


ketika membaca cemilan sehat hari ini di kelas bunda sayang, tentang Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini Dapat Menjadi Bekal Yang Berharga di Masa Depannya., yang diambil dari πŸ“š

"Financial Parenting" penerbit Nourabooks, Jakarta. karya: Kak Seto Mulyadi dan Kak Lutfi Trizki.


ada beberapa hal yang perlu saya catat sebagai catatan pribadi saya;

1⃣orang tua dituntut lebih cerdas mendidik anaknya secara benar dalam artian membesarkan anak yang sehat secara fisik dan emosional. 


2⃣Mendidik anak bukan berarti mengabulkan setiap keinginannya. Tetapi, bagaimana orang tua mampu memberi teladan dan mengenalkan anak segala akhlak terpuji, terutama pengajaran kecerdasan finansial.


3⃣Mengajarkan kecerdasan finansial berarti kita mengajarkan anak tentang uang secara benar,  dengan tujuan agar anak menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa kewirausahaan.*


4⃣Mengajarkan uang ini dapat dimulai dengan mengenalkan uang, menabung, berhemat, dan mengajarkan bertanggung jawab dengan uang saku, dengan menggunakan panduan akan konsep *spesifik ( _specific_), terukur ( _measurable_), dapat dicapai ( _atainable_), realistis ( _realistic_) dan jangka waktu ( _time bound_).* 


5⃣saran pembagian pemanfaatan uang saku pada anak versi  Kak Seto dan Kak Lutfi "10/10/10/70 ( _Pay yours first_)."*


πŸ’Έ10 % untuk beramal ( _pay your soul first_), 

πŸ’°10 % menabung ( _pay your safe first_), 

πŸ’³10 % investasi ( _pay your self first_), 

πŸ’±dan 70 % untuk pengeluaran kebutuhan mendasar.

πŸ•πŸŒ­πŸ£πŸžπŸ§πŸ¬πŸŸπŸ”πŸͺ🍰🍩🍎🍏🍌🍠πŸ₯

dari camilan sehat hari ini, saya terinspirasi untuk mengajarkan anak mengenai nilai uang. 

Anak-anak sudah tau jika uang dipakai untuk membeli sesuatu. namun anak-anak masih sering bingung tentang nilai uang, apalagi #menghitung uang.

hari ini saya ajak mereka untuk berhitung dengan sesuatu yang   mereka gunakan,yaitu buku. saya mensimulasikan jika satu buku harganya seribu, maka dua buku harganya...

saya lakukan pula untuk kelipatannya.

πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•πŸ“•

mengkisahkan contoh teladan = membangun karakter nya.

πŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“šπŸ“š

selesai main, hanif lliat saya pegang hape. dia tanya, bunda ngapain?

saya cerita, saya sedang menulis perkembangan hanif dan adek"nya

ngambek dia, bunda ga boleh nulis (*nyari perhatian sebenarnya)

saya taruh hapenya, kemudian saya bercerita alasan saya menulis.

saya ceritakan kepadanya tentang protes dzakii hari ini - karena saya lupa ketika dia bertanya tentang suatu hal - dan saya sampaikan pula hadist rasulullah tentang anjuran menulis, 

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

Ω‚َيِّΨ―ُوا Ψ§Ω„ْΨΉِΩ„ْΩ…َ Ψ¨ِΨ§Ω„ْΩƒِΨͺَΨ§Ψ¨ِ

Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya

Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026) 

kemudian saya lanjutkan dengan kisah bagaimana imam asy syafii mencatat ilmunya (dengan tulang) - karena tidak punya uang. 

berbicara masalah uang... 

bukan hanya saja karena tidak punya, beberapa sahabat rasulullah pun memilih untuk berhemat, karena setiap uang yang kita belanjakan Alloh akan menghisabnya kelak. 

saya teringat kisah umar bin khatab - sang khalifah *pemimpin umat islam, yang ketika dia berkhutbah dia memakai baju dengan 12 tambalan

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8.7
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

Comments