Learn How to Learn

Setelah minggu - minggu kemarin di kelas matrikulasi IIP batch #2, saya belajar mengenal visi misi diri, minggu ini belajar lebih mendalam untuk mengenal diri lebih baik lagi. Topik yang di bahas minggu ini adalah (mengenal) bagaimana cara (saya) belajar (di dalam universitas kehidupan ini).

Kenapa di sini saya memilih bahasan bagaimana cara saya belajar di dalam universitas kehidupan? karena pada kenyataannya kita musti belajar sepanjang hayat.


BELAJAR SEPANJANG HAYAT


Dahulu jaman di sekolah hingga kuliah secara umum yang saya rasakan proses belajar ya seperti itu, datang ke sekolah/kampus – duduk – mendengarkan guru mengajar – mengerjakan pe-er – ujian – dst. Siapa yang rajin mendengarkan mencatat dan mampu menghafal paling banyak di semua mata pelajaran dialah yang terbaik (nilai raportnya).

Jadi kalo ditanya bagaimana cara saya belajar di di jaman sekolah, saya belajar dengan mencatat sebaik – baiknya (saya biasa mengulangi materi dengan mengulang/memperbaiki catatan saya waktu di kelas) dan berusaha menghafalkan sebanyak – banyaknya (saat akan ujian). Meski umumnya hafalan ini akan berangsur hilang seiring dengan berlalunya masa ujian [lol]

Itu masa lalu....

Kenyataannya setelah tidak menyandang gelar sebagai ‘anak sekolahan’ pun saya musti tetap belajar....ini yang saya maksud belajar di dalam universitas kehidupan

Di dalam universitas kehidupan ini saya lebih banyak belajar dengan mengambil hikmah (hikmah dari kisah saya sendiri maupun orang) dan learning by doing.

Saya suka mendengarkan, ini membuat saya banyak mendapat hikmah dari kehidupan. Banyak kisah – kisah orang terdekat membuat saya belajar lebih baik tentang (makna) kehidupan. Saya sangat bersyukur, karena Alloh telah memberikan guru – guru kehidupan yang membantu saya untuk memahami hikmah hidup (selain yang terdapat dalam Al Qur’an tentunya).

Saya suka membaca, ini membantu saya mendapatkan banyak informasi tentang hal – hal yang saya butuhkan. Saya bersyukur hidup di era teknologi informasi. Dimana informasi/ilmu dapat diperoleh dari mana saja tanpa perlu kemana – mana. Tapi ini membuat saya harus benar – benar jeli melihat mana – mana informasi yang terpercaya maupun yang abal – abal, mana ilmu yang harus segera saya laksanakan atau ilmu yang menyesuaikan dengan kebutuhan.

Learning by doing, saya tipikal activator yang tidak bisa hanya berencana tanpa bergerak. Bagi saya kesalahan adalah proses pembelajaran, ketika tangan bergerak ide – ide bagaimana menyelesaikan masalah akan muncul dengan sendirinya. Banyak hal yang saya pelajari dengan metode learning by doing ini, darimulai hobby (teknik menjahit dan melukis), pekerjaan hingga pengasuhan anak. 

Bagi saya anak – anak adalah guru terbaik saya dalam hal pengasuhan anak. Membersamai tumbuh kembangnya banyak mengajari saya bagaimana bersabar, mendengar dan merasakan. Banyaknya informasi mengenai ilmu parenting yang saya baca dan saya dengar, tidak akan bermanfaat bagi saya jika ilmu itu tidak saya praktekkan bersama anak – anak. 

Saya suka kata – kata, ‘mendidik anak bagaikan petani yang sabar merawat tanamannya, benih padi takkan berubah jadi jagung dan telur elang tak kan berubah jadi anak ayam’, jadi tidak perlu tergesa – gesa menggegasnya mempelajari semua hal. Dia akan belajar pada waktunya dengan caranya.

Memiliki anak – anak yang (alhamdulillah, masya alloh) aktifnya, membuat saya harus benar – benar belajar memanfaatkan waktu (waktu bermain dengan anak, upgrade ilmu saat anak – anak tertidur atau saat mereka mengijinkan) dan waktu dimana saya harus menyelesaikan tugas sebagai ibu rumahan serta (terkadang) tugas pekerjaan sebagai konsultan lingkungan). 

Saya bersyukur menemukan grup IIP dan kemudian bisa mengikuti kelas matrikulasinya. Bagi saya dengan mengikuti kelas matrikulasi ini, membantu saya lebih mengenal diri saya, apa sebenarnya keinginan dan tujuan hidup saya, membantu saya merumuskan langkah – langkah untuk mencapai tujuan saya, memperbaiki cara saya dalam mendapatkan ilmu serta segera menerapkan dalam kehidupan saya.

Demikianlah cara saya belajar dalam universitas kehidupan ini. 


DESAIN BELAJAR

Terkait bagaimana design belajar ala saya dan anak - anak di rumah lakukan saat ini adalah sebagai berikut;

belajar hal yang berbeda

1. saat ini saya lebih memfokuskan untuk belajar bersama anak tentang kemandirian. mandiri dalam artian berusaha menyelesaikan masalah sendiri (makan sendiri, mandi sendiri, dst tergantung usia anak)

2. Menumbuhkan cinta anak kepada Alloh dan rasulnya

ketika berdiskusi tentang menambah hafalan anak, suami lebih meminta saya untuk memahamkan anak tentang makna surat dari pada mengejar target hafalan. ternyata ini lebih menyenangkan bagi saya dan anak - anak. ketika mereka tahu kisah dari surat itu, paham maknanya, tanpa diminta mereka akan terus menerus berusaha menambah hafalannya.


cara belajar yang berbeda 


saya lebih suka menggunakan metode learning by doing kemudian lihat/review kembali dimana kekurangan/kelebihannya, segera perbaiki jika ada kesalahan/kekurangan atau ikat (ilmu dalam tulisan/dokumentasi) dan tingkatkan.


kenapa memilih menggunakan metode 'learning by doing' ini?


karena menurut saya, dengan mau 'doing' - melakukan, itu adalah cara untuk melihat ada atau tidak ketertarikan pada suatu pekerjaan. Jika rasa tertarik saja tidak muncul maka saya rasa untuk menimbulkan rasa suka lebih berat. 



Untuk pembelajaran pada anak - anak juga, bagi saya memberi contoh kepada anak - anak untuk aktif (belajar dan bergerak) itu adalah suatu langkah kongkret untuk mengajak anak - anak belajar, dari pada hanya sekedar menyuruh ini dan itu.

saya juga belajar melatih kemampuan berbahasa anak - anak (hanif - 5th 10 bulan dan Dzakii 3 tahun 1 bulan (perhitungan bulan hijriyah)) dengan cara aktif mengajaknya bercerita atau meminta pendapatnya dengan banyak bertanya kepada mereka.


catatan;

saya pernah ketika membaca topik tentang meningkatkan rasa ingin tahu anak dengan banyak meminta anak bertanya, secara mentah - mentah saya telan kalimat ini tanpa memperhatikan unsur usia. hahahah...tentu ini adalah tindakan bodoh saya, trimakasih guru - guru kecil bunda, yang mengajarkan bunda untuk belajar dan belajar lagi. minimal bunda harus belajar membuat pertanyaan 5W 1 H sebelum meminta anak belajar bertanya :)


Semangat Belajar yang Berbeda

tentunya dengan menggunakan metode 'learning by doing' itu akan memberikan efek semangat yang berbeda bagi saya. karena saya 'dipaksa' untuk mau belajar lagi. 
1. Memahami strategi meninggikan gunung bukan meratakan lembah.
2. Setiap kita memiliki karakter dan bakat masing - masing, maka pahamilah, hargailah dan kembangkanlah

Bismillah....semoga istiqomah





Comments